About Me

Powered by Blogger.

Search This Blog

Translate

Statistik

Tinggalkan Jejakmu Disini

Pages

Iman adalah Kehidupan

Mar 23, 2012 | Admin

Bismillahirrahmanirrahim . . .

Jumat yang sangat cerah, mentari menyongsong hingga ke ufuk, menyorot mata dengan silaunya, membuat banyak orang berkata, "Ya Allah" karena panasnya. Ya, inilah hari Jumat, 23 Maret 2012 bertepatan dengan hari libur nasional (Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1934). Panas matahari berserta angin kencang di pagi menjelang siang membuat saya dan mungkin juga Anda enggan untuk keluar rumah.Yapp, baiklah akhirnya long weekend kali ini saya awali dengan membaca dan menulis karena saya tidak bisa ikut Slametan di 3248 mdpl bersama rifah dan kawan-kawan lainnya.

Setelah membaca beberapa halaman dari buku La Tahzan, jangan bersedih!  karya fenomenal DR. 'Aidh al-Qarni, merupakan buku terlaris di Timur Tengah. saya tertarik untuk membagi cerita tentang beberapa pelajaran yang dapat diambil dari buku yang fenomenal itu. Salah satu bab yang berjudul, "Iman adalah Kehidupan" dalam buku La Tahzan sebagian bertuliskan :


Orang-orang yang sesungguhnya paling sengsara adalah mereka yang miskin iman dan mengalami krisis keyakinan. Mereka ini, selamanya akan berada dalam kesengsaraan, kepedihan, kemurkaan dan kehinaan.

{Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit}. (QS. Thaha: 124)

Tak ada sesuatu yang dapat membahagiakan jiwa, membersihkannya, menyucikannya, membuatnya bahagia dan mengusir kegundahan darinya, selain keimanan yang benar kepada Allah SWT, Rabb semesta alam. Singkatnya, kehidupan akan terasa hambar tanpa iman.

Dalam pandangan para pembangkang Allah yang sama sekali tidak beriman, cara terbaik untuk menenangkan jiwa adalah dengan bunuh diri. Menurut mereka, dengan bunuh diri orang akan terbebas dari segala tekanan, kegelapan dan bencana dalam hidupnya. Betapa malangnya hidup yang miskin iman ! Dan betapa pedihnya siksa dan azab yang dirasakan oleh orang-orang yang menyimpang dari tuntunan Allah di akherat kelak !

{Dan, begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (al-Quran) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat sesat} (QS. Al-An’am: 110)

La Tahzan: hal. 26


Sungguh menyedihkan jika Allah telah membiarkan hati dengan bergelimang dalam kesesatan yang sangat sesat, tanpa hidayah, seakan hati telah mati untuk menerima nasihat jalan yang lurus, dan telinga telah tuli untuk mendengarkan segala hal-hal kebajikan. Untuk siapa pun yang sedang bersedih, kecamkan dalam jiwamu bahwa kesedihan tak akan pernah abadi, seribu satu cara mungkin telah ditempuh namun kembalilah pada kodrat seorang manusia, percaya pada takdir bahwa "segala sesuatu pasti ada maksud" artinya segala peristiwa yang terjadi pasti ada maksudnya, ada hikmah dibalik peristiwa jika kita hadapi dengan kesabaran dan keikhlasan.

Ali bin Abi Thalib mengakatakan,
"Semoga jalan keluar terbuka, semoga 
kita bisa mengobati jiwa kita dengan doa. 
Jangan engkau berputus asa manakala 
kecemasan yang menggenggam jiwa menimpa
Saat paling dekat dengan jalan keluar adalah 
ketika telah terbentur pada putus asa"

Seberapa besar-kuat atau lemah, hangat atau dingin - iman Anda, maka sebatas itu pula kebahagiaan, ketentraman, kedamaian dan ketenangan Anda (Dr. Aidh al-Qarni)

Sampai disini dulu sharing saya, semoga dapat bermanfaat dan recommend dari saya untuk membaca sendiri bukunya :) karena sangat mengsispirasi dan membuat kita senantiasa berpikir, dan bersyukur.

Wassalam,

Tags: , | 0 komentar

0 komentar:

Post a Comment